Kemarau, Beban Petani Bertambah Rawat Tanaman

ilustrasi
Share :

ragamlampung.com — Dampak hujan tak turun dalam tiga minggu terakhir di Mesuji, mulai dirasakan petani. Mereka harus mengeluarkan anggaran lebih karena, sumber air mulai menyusut. Petani harus menggunakan pompa air bertenaga diesel untuk menyiram tanaman.

Wawan (34), petani di Desa Brasan Makmur, Kecamatan Tanjung Raya, mengatakan, Minggu (17/9/2017), sayuran yang telah ditanam sempat tumbuh subur, tapi kini pelan-pelan layu karena tiga minggu tidak turun hujan.

Sejak beberapa hari lalu, ia harus mengeluarkan dana tambahan karena harus mengambil air dari aliran sungai dengan mesin diesel. Air sumur dekat tanaman sayuran mengering.

Petani karet juga mengeluhkan produksi getah karet merosot akibat musim panas selama hampir satu bulan disertai harga yang juga anjlok. Petani karet akhirnya enggan menyadap getah karet, karena pendapatan tidak sesuai.

Nur (35), petani singkong mengatakan, banyak lahan pertanian yang menghadapi potensi kekeringan. Tidak hanya terjadi di satu wilayah, tapi merata.

Meski gejala kekeringan terlihat, tapi masih dianggap wajar karena petani masih bisa mengandalkan air dari sumur bor maupun sungai yang masih memiliki air. (ar)

 

Share :