AS Makin Rumit Menghadapi Korea Utara

pemimpin korea utara kim jung un
Share :

ragamlampung.com — Lima bulan lalu Presiden Amerika Serikat Donald Trump melalui akun Twitternya menegaskan, Korea Utara tidak akan pernah diizinkan untuk memiliki senjata nuklir yang mampu menghancurkan negaranya.

Tapi, awal pekan ini, Pyongyang meluncurkan rudal balistik antarbenua pertamanya. Saluran TV negara itu menyatakan bahwa Kim Jong-Un sekarang memerintah sebuah negara bersenjata nuklir dengan ICBM yang sangat kuat yang dapat menyerang negara manapun di dunia ini.

Analis internasional memerkirakan rudal itu bisa mencapai ketinggian 1.741 mil dan terbang sejauh 580 mil sebelum menabrak laut. Berarti akan sampai di Alaska. Korea Utara akan dapat menghasilkan rudal dengan jangkauan yang lebih panjang dalam waktu yang tidak terlalu lama lagi.

Masih belum jelas apakah Pyongyang bisa memasang hulu ledak nuklir di rudal tersebut. Namun, pejabat AS mengakui bahwa ini kemungkinan terjadi.

“Rezim tersebut berkomitmen dan berada di jalur di mana kemampuan ini tidak dapat dielakkan. Satu-satunya rintangan yang tersisa menyempurnakan kembali rudal balistik ke atmosfer. Korut mengerti fisika, jadi itu hanya tinggal masalah desain,” kata Letnan Jenderal Vincent Stewart kepada Komite Senat baru-baru ini.

Pertanyaannya adalah apa yang bisa dilakukan AS dan masyarakat internasional untuk menghentikan Kim Jong-Un mengembangkan senjata nuklir dengan ICBM? Jawabannya pilihannya sangat terbatas.

Ada beberapa pembicaraan keras dari Washington untuk melakukan serangan militer. Tapi, itu jalan yang sangat berisiko. Sasaran tidak akan mudah dilacak dan akan menempatkan ibukota Korea Selatan, Seoul, atau perbatasan di jalur tembak. Jumlah korban kemungkinan besar.

Jenderal James Mattis, Sekretaris Pertahanan AS memperingatkan, jika ini menuju solusi militer akan menjadi tragis dalam skala luar biasa. “Jadi, usaha kita adalah bekerja sama dengan PBB, bekerja dengan China, bekerja dengan Jepang, bekerja dengan Korea Selatan untuk menemukan jalan keluar dari situasi ini,” katanya.

Tidak tampak ada ancaman tindakan dari Amerika terhadap Kim Jong-Un atau rezimnya. Sebagai gantinya Presiden Trump tampaknya menyerahkannya kepada orang lain untuk menghadapi krisis tersebut.

Share :